Inovasi dan adaptasi UMKM di tengah pandemi COVID-19 menjadi kunci utama dalam menjaga kelangsungan bisnis. Dengan kondisi yang terus berubah akibat pandemi, UMKM dituntut untuk terus berinovasi dan beradaptasi agar dapat bertahan dan berkembang di masa sulit ini.
Menurut Dr. M. Chatib Basri, ekonom senior Indonesia, inovasi dan adaptasi merupakan hal yang tidak bisa dihindari bagi UMKM di era pandemi ini. “UMKM perlu terus berinovasi dalam produk, layanan, dan strategi pemasaran agar tetap relevan di pasar yang terus berubah,” ujarnya.
Salah satu contoh inovasi yang dilakukan oleh UMKM di tengah pandemi adalah dengan memanfaatkan teknologi digital. Dengan adopsi teknologi digital, UMKM dapat memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan efisiensi operasional. Menurut data dari Kementerian Koperasi dan UKM, UMKM yang menerapkan teknologi digital mengalami peningkatan omset hingga 30%.
Sementara itu, adaptasi juga menjadi kunci penting bagi UMKM. Dengan beradaptasi, UMKM dapat mengubah model bisnisnya agar sesuai dengan kondisi pasar yang berubah akibat pandemi. Misalnya, UMKM yang sebelumnya fokus pada penjualan offline, kini beralih ke penjualan online untuk tetap dapat menjangkau konsumen.
Menurut Rhenald Kasali, pakar manajemen dari Universitas Indonesia, adaptasi merupakan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. “UMKM yang mampu beradaptasi dengan cepat akan lebih mudah bertahan dan bersaing di pasar,” katanya.
Dalam situasi yang penuh ketidakpastian seperti sekarang, inovasi dan adaptasi bukan lagi menjadi pilihan, melainkan keharusan bagi UMKM. Dengan terus berinovasi dan beradaptasi, UMKM dapat melampaui tantangan yang dihadapi dan tetap eksis di tengah pandemi COVID-19.